Senin, 02 Juli 2012

CARA MEMBUAT ALAT TANAM JAJAR LEGOWO (ATAJALE) TYPE 2:1

Alat yang dibutuhkan
1.  Gergaji papan
2.  Martil
3.  Golok
4.  Meteran
5.  Pensil

Bahan-bahan yang dibutuhkan
1.  Papan tebal 3 cm secukupnya
2.  Reng kayu secukupnya
3.  Paku Reng dan paku usuk
4.  Kayu usuk 2 buah
5.  Satu buah besi dengan ukuran 10 mm dengan panjang 90 cm

Cara membuatnya
Bentuklah papan seperti roda dengan ukuran keliling lingkaran 60 cm, sebanyak 4 buah dan diberi lubang as tengah, kemudian pasang roda papan dengan jarak 20 cm kemudian disusul dengan roda ke 3 dengan jarak 40 cm dan kemudian susul dengan roda ke 4 dengan jarak 20 cm, kemudian ke 4 roda tsb di gapit dengan reng kayu dengan jarak 10 cm, berarti ada 6 buah reng yang mengelilingi roda kayu yang di perkuat menggunakan paku reng, selanjutnya pasang as besi yang di gapit dengan kayu usuk sehingga dapat di tarik pada areal sawah yang siap untuk di garis untuk tanam padi jajar legowo tipe 2 : 1.
selamat mencoba ........ dan dapat di buat di sesuaikan tipe dan jarak tanam yang di pakai











Sabtu, 30 Juni 2012

KISAH PERJALANAN HIDUP PENULIS

Setelah tamat sekolah SLTA (SPP) penulis sempat bekerja selama 3 bulan sebagai pamong Desa Gempol Kec.  Pusakanagara Kab. Subang,  karena untuk mencari pengalaman yang lebih luas lagi penulis mencoba untuk merantau ke Lampung sebagai tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan dengan setatus PPL Honorer semenjak tahun 1990  sampai 1993 di Desa Jaya Sakti dan Desa Srikaton Kec. Padang Ratu Kab. Lampung Tengah selama 3 tahun, kemudian tahun 1993 penulis di pindah tugaskan ke Kec. Kalirejo tepatnya Desa Kaliwungu dan pada tgl 3 Oktober 1993 penulis menikah.  Pada akhirnya penulis menjalankan tugas sebagai PPL selama 16 tahun, kemudian pada tahun 2006 penulis di angkat sebagai PNS sebagai Staf Dinas Pertanian Kab.  Lampung Tengah tepatnya sebagai Staf Ka.UPTD Pertanian Sendangagung Kec.Sendangagung sampai sekarang, guna memenuhi karir penulis juga sempat melanjutkan belajar di Perguruan tinggi STIPER SURYA DHARMA Bandar Lampung dari Tahun 2008 sampai tamat 2012.

Cerita tetap berjalan penulis dalam karir tetap sebagai tenaga stap Ka.UPTD Pertanian TPH Kecamatan Sendangagung, disamping menjalankan sebagai tupoksinya penulis juga tetap bergaul dengan para petani di lapangan guna menimba ilmu pertanian yang ada di petani baik petani pangan maupun petani perkebunan atau segala macam pertanian yang ada dilokasi yaitu tentang peternakan, perikanan atau apa aja yang ada di lokasi yang penting positip buat kita semua.

Disamping menimba ilmu tentunya penulis juga saling berbagi pengalaman dengan petani satu dan petani yang lainnya guna meningkatkan pembangunan pertanian yang ada di wilayah penulis berada, rupanya cukup asik juga kita berada di lingkungan petani pedesaan. Dan penulis juga hidup di lingkungan tempat tinggal juga tetap bergaul dengan para petani lewat perkumpulan-perkumpulan Unit usaha bersama atau unit-unit usaha simpan pinjam yang ada di setiap dusun dimana penulis tinggal yang pernah dulu penulis bertugas tepatnya Kampung Kaliwungu, Kec. Kalirejo, Kab. Lampung Tengah. Sementara demikian dulu nanti bersambung kembali, OK.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Gempol, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang pada tanggal 18 April 1969 dan merupakan anak pertama dari bapak Wastar dan ibu Carkisem.

Pendidikan dasar pada sekolah dasar  Otoiskandardinata desa Gempol, kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, setelah tamat tahun 1983 melanjutkan pada sekolah menengah pertama Negeri I Pusakanegara dan lulus pada tahun 1986, kemudian melanjutkan di sekolah Pembangunan Pertanian (SPP) Subang dan lulus pada tahun 1989.

Dan  pada tahun 1990 mulai bekerja Penyuluh Pertanian Lapangan ( PPL ) di Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Tengah dan di angkat menjadi pegawai negeri sipil  pada tahun 2006. Pada tahun 2009 sampai dengan sekarang terdaftar sebagai mahasiswa pada Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian ( STIPER ) Surya Dharma Bandar Lampung.
Pada tahun 2012 bulan maret penulis tamat STIPER SURYA DHARMA BANDAR LAMPUNG dan di DWISUDA Tanggal 1 Desemebr 2012. Catatan ini semoga menjadi pengingat penulis untuk pendataan berikutnya.




                                                                                                                Penulis

                                                                                                                RUNENDI

Selasa, 26 Juni 2012

CARA APLIKASI PESTISIDA SECARA BENAR

Salam pertanian! Dalam aplikasi pestisida ada beberapa ketentuan yang harus dilakukan teman-teman petani agar bisa efektif dan efisian dalam mengendalikan hama atau penyakit tanaman. Ketentuan tersebut yaitu:
1.    Tepat dosis/ konsentrasi. Dosis adalah kebutuhan pestisida per ha (lt/ha) sedangkan konsentrasi adalah kebutuhan pestisida per liter air (ml/lt). Dalam penggunaan pestisida, penggunaan dosis dibawah anjuran akan mengakibatkan hama/ penyakit tidak mati kadang mengakibatkan hama resisten sedangkan dengan dosis berlebihan akan mengakibatkan boros biaya.
2.    Tepat waktu. Sebaiknya waktu penyemprotan pagi hari sebelum jam 10 dan sore hari setelah jam 3. Dipagi hari dipastikan belum banyak angin dan matahari belum terik. Saat pagi hari hama-hama masih enggan bergerak.
3.    Tepat cara. Cara aplikasi pestisida harus disesuaikan dengan bentuk atau formulasi pestisida tersebut. Formulasi EC, SL, SC, WP, WDG diaplikasi dengan penyemprotan. Sedangkan formulasi G harus diaplikasikan dengan penaburan.
4.    Tepat sasaran. Dalam aplikasi pestisida harus disesuaikan dengan hama/ penyakit sasaran, bagaimana cara hidupnya, apa kelemahan hama/ penyakit tersebut dan tentunya bagaimana cara kerja pestisida tersebut (kontak atau sistemik).
Tepat kombinasi. Tidak sedikit petani yang mencampur lebih dari satu pestisida dalam satu kali semprot. Harus dipahami bahwa pestisida tidak seperti matematika, 1+1 pasti = 2. Dalam ilmu pestisida 1+1 bisa = 0 atau 1+1 bisa = 3. Maka dalam mencampur pestisida harus hati-hati. Ada beberapa trik dalam pencampuran pestisida agar daya kerjanya sinergis (1+1=3),

PENTINGNYA MEMAHAMI FORMULASI PESTISIDA

Salam Pertanian. Ketika kita membeli pestisida di kios-kios pertanian sering kita menjumpai akhiran nama angka dan huruf kapital. Sebagai contoh Decis 25 EC, Spontan 400 SL, Dithane 80 WP dll. Angka yang dimaksud diatas mengandung arti persentase bahan aktif sedangkan huruf kapital diatas mengandug arti jenis formulasi pestisida tersebut. Dithane 80 WP artinya dalam 1 Kg dithane terkandung 8 00 gr (80 %) mankozeb dan bentuk pestisida tersebut adalah WP (Wettable Powder), atau tepung yang akan tersuspensi jika dicampur air.
Bentuk-bentuk formulasi pada pestisida antara lain:
Bentuk Cair
1.    EC (Emulsifiable Cocentrate atau Emulsible Cocentrate). Sediaan berbentuk pekatan (konsentrat) cair dengankonsentrasi bahan aktifd yang cukup tinggi. Kosentrasi ini jika dicampur dengan air akan membentuk emilsi (butiran denda cair yang melayang dalam media cair lain). EC umumnya digunakan dengan cara disemprot, meskipun dapat pula digunakan dengan cara lain.
2.    Soluble Concentrate in water (WSC) atau Water Soluble Concentrate (WSC). Formulasi ini mirip EC, tetapi bila decamp[ur air tidsak membentuk emulsi, melainkan membentuk larutan homogen. Umumnya, sediaan ini digunakan dengan cara disemprotkan.
3.    Aeous Solution (AS) atau Aquaous Concentrate (AC). pekatan ini diarutkan dalam air. Persisida yang diformulasi dalam bentuk AS dan AC umumnya pestisida berbentuk garam yang mempunyai kelarutan tinggi dalam air. Pestisida ini juga dighunakan dengan cara disemprot.
4.    Soluble (SL). Pekatan cair ini jika dicampurkan air akan membentuk larutan. Pestisida ini digunakan dengan cara disemprotkan. SL juga dapat mengacu pada formulasi slurry.
5.    Flowable (F) atau Flowabel ini Water (FW). Formulasi ini berupa konsentrasi cair yangs angat pekat. Bila dicampur air, F atau FW akan membentuk emilsi seperti halnya WP. Pada dasarnya FW adalah WP yang dibasahkan.
6.    Ultra Low Volume (ULV). Sediaan khusus untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah, yakni volume semprot antara 1 hingga 5 liter/hektar. ULV umumnya merupakan sdiaan siap pakai, tanpa harus dicampur dengan air.
Bentuk padat
1.    Wettable Powder (WP). Formulasi WP bersama EC merupakan formulasi klasik yang masih banyak digunakan dingga saat ini. WP adalah formulasi bentuk tepung yang bila dicampur air akan membentuk suspensi yang penggunaannya dengan cara disemprot.
2.    Soluble powder (S atau SP). Formulasi bentuk tepung yang bia dicampur air akan menghasilkan larutan homogen. Pestisida ini juga digunakand enga cara disemprotkan.
3.    Butiran (G). Butiran yang umumnya merupakan sedian siap pakai dengan konsetrasi rendah. Pestisida butiran digunakan dengan cara ditaburkan di lapagan (baik secara manual dengan tangan atau dengan mesin penabur) setelah penaburan dapat diikuti denga pegolahan tanah atai tidak. Disamping formulasi G dikenal juga fomulasi SG, yakni sand granular.
4.    Water Dipersible Granule (WG atau WDG) . WDG atau WG berbentuk butiran, mirip G, tetapi penggunaanya sangat berbeda. Formulasi WDG harus diencerkan denga air dan digunakan dengan cara disemprotkan.
5.    Seed dreesing (SD) atau Seed Treatment (ST). Sediaan berbentuk tepung yang khusus digunakan untuk perawatan benih
6.    Tepug Hembus atau Dust (D). Sediaan siap pakai dengan konsentrasi rendah yang digunakan dengan cara dihembuskan.
7.    Umpan atau bait (B) ready Mix Bait (RB atau RMB). umpan merupakan formulasi siap pakai yang umumya digunakan untuk formulasi rodentisida.
Setelah kita memahami formulasi pestisida tentunya kita akan mudah dalam memilih bentuk formulasi pestisida yang akan kita gunakan. Jika kita akan mengaplikasikan langsung ketanah tentu kita akan memilih formulasi (G), dan jika kita akan menyemprot kita akan memilih formulasi EC, WP, SL dll. Sehingga tidak akan terjadi mengaplikasikan Furadan dengan cara direndam kemudian hasil larutannya disemprotkan ke tanaman.

7 TIPS MEMILIH PESTISIDA YANG TEPAT UNTUK TANAMAN KITA
Saya yakin tidak semua petani mudah dalam memilih pestisida untuk tanamannya. Sama seperti dokter ketika memberikan resep pada pasiennya. Mereka harus mempertimbangkan beberapa hal sebelum membeli pestisida dari kios-kios pertanian. Jadi intinya ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan membeli pestisida:
1.    Apa permasalahan yang terjadi pada tanaman kita. Terserang hamakah?. Atau terserang penyakitkah? Atau ada kendala yang lain
2.    Tentukan penyebab yang spesifik permasalahan tersebut. Misalnya jika tanaman kita terserang jamur, jamur apakah yang menyerang. Jika terserang hama hama apakah penyebabnya.
3.    Jika kita belum bisa mendifinisikan permasalahan tanaman kita, maka sebaiknya kita mencatat ciri-ciri permasalahan tersebut, kalau perlu membawa contoh tanaman yang bermasalah tersebut
4.    Setelah di kios pertanian coba jelaskan permasalahan tersebut pada pemilik kios dan minta saran solusinya
5.    Pasti si kios pertanian akan memberikan beberapa produk yang diperkirakan bisa menyelesaikan masalah
6.    Pelajari baik-baik tulisan yang tercantum pada kemasan pestisida tersebut, cari yang sesuai dengan permasalahan tanaman kita. Insektisidakah? fungisidakah? Untuk jenis tanaman andakah? Bagaimana aplikasinya? kalau perlu bagaimana cara kerjanya.
7.    Jika sudah ketemu, tanyakan pada kios apakah ada produk lain yang memiliki bahan aktif yang sama dengan persen bahan aktif yang sama pula dengan yang ditawarkan tersebut. Jika ada ambil yang harganya lebih murah. Untuk mengetahui tentang formulasi dan persen bahan aktif silakan baca artikel ini.
Terimakasih dan selamat berjumpa lagi pada waktu dan tempat yang akan datang, ok.