Jumat, 30 Januari 2015

HAYALAN ANAK PETANI PADI SAWAH.

Aku adalah seorang anak petani yang ada dalam pikiranku adalah bagaimana petani ini mendapatkan hasilnya bisa lebih dari kebutuhannya sehingga hidupnya bisa sejahtera. Yah..... bagaimana sejahtera wong punya lahan aja pas-pasan...... kadang-kadang malah ga punya lahan..... kaya gini ko petani, ya tapi ga apa-apa yang penting kita dapat berpikir bagaimana petani ini hasilnya meningkat. Tapi sebenarnya ada cara jalan meningkatkan pendapatan petani yaitu mengamankan hasil produksi padi sawah, Tetapi yang menjadi penghalang meningkatnya produksi padi sawah adalah HAMA TIKUS, tapi walau bagaimanapun kita sebagai manausia jangan menyerah begitu saja, walaupun kita lawan dengan hayalan tetapi bisa jadinyata kalau kita sama-sama lakukan tentunya atas ijin ALLAH SWT.

Yang menjadi Hayalanku begini seandainya aku punya uang minimal sebanyak uang program BLT yang negara bagikan kepada rakyatnya dengan cuma-cuma tanpa memberikan imbalan kepada negaranya, ya.... emang dari rakyat untuk rakyat... tetapi kalau uang itu untuk membeli tikus dengan harga per ekor Rp. 10.000,- dan tikus itu kita giling supa musnah dan dapat dijadikan pupuk kompos atau pakan ternak/ikan terserah untuk apa ajalah yang penting tikus musnah dan bermanpaat. Kalau begitu setiap keluarnya BLT berapa tikus aja yang musnah dan berterus-terus sehingga musnah deh tikus, yang tadinya tikus binatang Hama akhirnya tikus menjadi binatang langka. 

Insya ALLAH dengan punahnya tikus, petani padi sawah khususnya akan lega karena yang menjadi hama utama sudah ga ada lagi sehinga biaya produksi kecil dan produksi meningkat sehingga hasil panen dapat di jual dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat kecil. Dengan semua kejadian di atas akhirnya pemerintah sukses membagikan uangnya ke masyarakat kecil dan masyarakat kecil berupaya membasmi hama tikus yang menjadi hama utama padi sawah khususnya dan masyarakat petani dapat meningkat hasilnya dan dapat menjual harga terjangkau antar sesamanya, dan ada pepatah begini, sekali mendayung beberapa pulau terlampaui.

Ya .....semua ini kan kalau aku punya uang sebanyak minimal anggaran BLT yang negara punya... dan semua ini sudah berlalu.... tetapi belum terlambat kalau pemerintah/negara mau, kalau ga mau hayu para petani kita GROPYOKAN lagi masing-masing hamparan sehingga hasil tetap harus meningkat....AMIN....... sekian dulu nanti Insya ALLAH kita sambung lagi,  Merdeka !!!

Sabtu, 17 Agustus 2013

PENGALAMAN PETANI TENTANG ALTERNATIP PUPUK UREA DAN MENCEGAH PENYAKIT JAMUR

Alternatip Pupuk Urea

Dengan kelangkaan pupuk urea pada umumnya petani menjadi panik dan bimbang untuk melakukan bercocok tanam khususnya budidaya tanam padi sawah, penulis telah melakukan study uji banding terhadap petani-petani di wilayah kecamatan Sendangagung Kab. Lampung Tengah, ternyata petani melakukan pemupukan tanpa urea hasilnya jauh lebih baik dibandingkan dengan menggunakan urea.

Pemupukan yang digunakan yaitu Pupuk Organik/Petroganik 1000 Kg/Ha, NPK Phonska 300 Kg/Ha, SP36 150 Kg/Ha. Diaplikasikan ke pertanaman sebagaiberikut Pupuk Organik Petroganik dan SP36 diaplikasikan seluruhnya pada saat pengolahan tanah ke 2 ditambah 1/3 bagian NPK Phonska, pemupukan susulan ke 2dan ke 3 cukup menggunakan NPK Phonska saja pada umur 10 dan 20 hst, yaitu menggunakan sisa NPK Phonska sebanyak 2/3 bagian dengan masing-masing 100 Kg.

Ternyata tidak menggunakan urea tanaman dapat terhindar dari Penyakit jamur karena suhu di sekitar tanaman tidak terlalu dingin yang memicu perkembangan jamur, sehingga tanaman dapat tumbuh baik tanpa terganggu penyakit jamur sehingga hasil kualitas gabah sangat bersih dan mengkilat.

Hasil yang diperoleh saat panen dengan cara di ubin menggunakan 3 tempat yang berbeda yaitu hasil rata-rata 5,3 Kg/ubinan dengan ukuran 2,5 x 2,5 meter, jadi untuk mengetahui hasi/ha yaitu 5,6 Kg x 1600 = 9066 kg kering panen. uji coba ini dilakukan pada musim tanam kedua (musim gadu)

Semoga catatan ini menjadi insfirasi bagi kita semua di saat terjadi kelangkaan urea atau terjadinya kelanggkaan pupuk lainya atau mengantisipasi serangan penyakit jamur/cendawan

Senin, 02 Juli 2012

CARA MEMBUAT ALAT TANAM JAJAR LEGOWO (ATAJALE) TYPE 2:1

Alat yang dibutuhkan
1.  Gergaji papan
2.  Martil
3.  Golok
4.  Meteran
5.  Pensil

Bahan-bahan yang dibutuhkan
1.  Papan tebal 3 cm secukupnya
2.  Reng kayu secukupnya
3.  Paku Reng dan paku usuk
4.  Kayu usuk 2 buah
5.  Satu buah besi dengan ukuran 10 mm dengan panjang 90 cm

Cara membuatnya
Bentuklah papan seperti roda dengan ukuran keliling lingkaran 60 cm, sebanyak 4 buah dan diberi lubang as tengah, kemudian pasang roda papan dengan jarak 20 cm kemudian disusul dengan roda ke 3 dengan jarak 40 cm dan kemudian susul dengan roda ke 4 dengan jarak 20 cm, kemudian ke 4 roda tsb di gapit dengan reng kayu dengan jarak 10 cm, berarti ada 6 buah reng yang mengelilingi roda kayu yang di perkuat menggunakan paku reng, selanjutnya pasang as besi yang di gapit dengan kayu usuk sehingga dapat di tarik pada areal sawah yang siap untuk di garis untuk tanam padi jajar legowo tipe 2 : 1.
selamat mencoba ........ dan dapat di buat di sesuaikan tipe dan jarak tanam yang di pakai











Sabtu, 30 Juni 2012

KISAH PERJALANAN HIDUP PENULIS

Setelah tamat sekolah SLTA (SPP) penulis sempat bekerja selama 3 bulan sebagai pamong Desa Gempol Kec.  Pusakanagara Kab. Subang,  karena untuk mencari pengalaman yang lebih luas lagi penulis mencoba untuk merantau ke Lampung sebagai tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan dengan setatus PPL Honorer semenjak tahun 1990  sampai 1993 di Desa Jaya Sakti dan Desa Srikaton Kec. Padang Ratu Kab. Lampung Tengah selama 3 tahun, kemudian tahun 1993 penulis di pindah tugaskan ke Kec. Kalirejo tepatnya Desa Kaliwungu dan pada tgl 3 Oktober 1993 penulis menikah.  Pada akhirnya penulis menjalankan tugas sebagai PPL selama 16 tahun, kemudian pada tahun 2006 penulis di angkat sebagai PNS sebagai Staf Dinas Pertanian Kab.  Lampung Tengah tepatnya sebagai Staf Ka.UPTD Pertanian Sendangagung Kec.Sendangagung sampai sekarang, guna memenuhi karir penulis juga sempat melanjutkan belajar di Perguruan tinggi STIPER SURYA DHARMA Bandar Lampung dari Tahun 2008 sampai tamat 2012.

Cerita tetap berjalan penulis dalam karir tetap sebagai tenaga stap Ka.UPTD Pertanian TPH Kecamatan Sendangagung, disamping menjalankan sebagai tupoksinya penulis juga tetap bergaul dengan para petani di lapangan guna menimba ilmu pertanian yang ada di petani baik petani pangan maupun petani perkebunan atau segala macam pertanian yang ada dilokasi yaitu tentang peternakan, perikanan atau apa aja yang ada di lokasi yang penting positip buat kita semua.

Disamping menimba ilmu tentunya penulis juga saling berbagi pengalaman dengan petani satu dan petani yang lainnya guna meningkatkan pembangunan pertanian yang ada di wilayah penulis berada, rupanya cukup asik juga kita berada di lingkungan petani pedesaan. Dan penulis juga hidup di lingkungan tempat tinggal juga tetap bergaul dengan para petani lewat perkumpulan-perkumpulan Unit usaha bersama atau unit-unit usaha simpan pinjam yang ada di setiap dusun dimana penulis tinggal yang pernah dulu penulis bertugas tepatnya Kampung Kaliwungu, Kec. Kalirejo, Kab. Lampung Tengah. Sementara demikian dulu nanti bersambung kembali, OK.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Gempol, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang pada tanggal 18 April 1969 dan merupakan anak pertama dari bapak Wastar dan ibu Carkisem.

Pendidikan dasar pada sekolah dasar  Otoiskandardinata desa Gempol, kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, setelah tamat tahun 1983 melanjutkan pada sekolah menengah pertama Negeri I Pusakanegara dan lulus pada tahun 1986, kemudian melanjutkan di sekolah Pembangunan Pertanian (SPP) Subang dan lulus pada tahun 1989.

Dan  pada tahun 1990 mulai bekerja Penyuluh Pertanian Lapangan ( PPL ) di Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Tengah dan di angkat menjadi pegawai negeri sipil  pada tahun 2006. Pada tahun 2009 sampai dengan sekarang terdaftar sebagai mahasiswa pada Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian ( STIPER ) Surya Dharma Bandar Lampung.
Pada tahun 2012 bulan maret penulis tamat STIPER SURYA DHARMA BANDAR LAMPUNG dan di DWISUDA Tanggal 1 Desemebr 2012. Catatan ini semoga menjadi pengingat penulis untuk pendataan berikutnya.




                                                                                                                Penulis

                                                                                                                RUNENDI