Selasa, 26 Juni 2012

CARA APLIKASI PESTISIDA SECARA BENAR

Salam pertanian! Dalam aplikasi pestisida ada beberapa ketentuan yang harus dilakukan teman-teman petani agar bisa efektif dan efisian dalam mengendalikan hama atau penyakit tanaman. Ketentuan tersebut yaitu:
1.    Tepat dosis/ konsentrasi. Dosis adalah kebutuhan pestisida per ha (lt/ha) sedangkan konsentrasi adalah kebutuhan pestisida per liter air (ml/lt). Dalam penggunaan pestisida, penggunaan dosis dibawah anjuran akan mengakibatkan hama/ penyakit tidak mati kadang mengakibatkan hama resisten sedangkan dengan dosis berlebihan akan mengakibatkan boros biaya.
2.    Tepat waktu. Sebaiknya waktu penyemprotan pagi hari sebelum jam 10 dan sore hari setelah jam 3. Dipagi hari dipastikan belum banyak angin dan matahari belum terik. Saat pagi hari hama-hama masih enggan bergerak.
3.    Tepat cara. Cara aplikasi pestisida harus disesuaikan dengan bentuk atau formulasi pestisida tersebut. Formulasi EC, SL, SC, WP, WDG diaplikasi dengan penyemprotan. Sedangkan formulasi G harus diaplikasikan dengan penaburan.
4.    Tepat sasaran. Dalam aplikasi pestisida harus disesuaikan dengan hama/ penyakit sasaran, bagaimana cara hidupnya, apa kelemahan hama/ penyakit tersebut dan tentunya bagaimana cara kerja pestisida tersebut (kontak atau sistemik).
Tepat kombinasi. Tidak sedikit petani yang mencampur lebih dari satu pestisida dalam satu kali semprot. Harus dipahami bahwa pestisida tidak seperti matematika, 1+1 pasti = 2. Dalam ilmu pestisida 1+1 bisa = 0 atau 1+1 bisa = 3. Maka dalam mencampur pestisida harus hati-hati. Ada beberapa trik dalam pencampuran pestisida agar daya kerjanya sinergis (1+1=3),

PENTINGNYA MEMAHAMI FORMULASI PESTISIDA

Salam Pertanian. Ketika kita membeli pestisida di kios-kios pertanian sering kita menjumpai akhiran nama angka dan huruf kapital. Sebagai contoh Decis 25 EC, Spontan 400 SL, Dithane 80 WP dll. Angka yang dimaksud diatas mengandung arti persentase bahan aktif sedangkan huruf kapital diatas mengandug arti jenis formulasi pestisida tersebut. Dithane 80 WP artinya dalam 1 Kg dithane terkandung 8 00 gr (80 %) mankozeb dan bentuk pestisida tersebut adalah WP (Wettable Powder), atau tepung yang akan tersuspensi jika dicampur air.
Bentuk-bentuk formulasi pada pestisida antara lain:
Bentuk Cair
1.    EC (Emulsifiable Cocentrate atau Emulsible Cocentrate). Sediaan berbentuk pekatan (konsentrat) cair dengankonsentrasi bahan aktifd yang cukup tinggi. Kosentrasi ini jika dicampur dengan air akan membentuk emilsi (butiran denda cair yang melayang dalam media cair lain). EC umumnya digunakan dengan cara disemprot, meskipun dapat pula digunakan dengan cara lain.
2.    Soluble Concentrate in water (WSC) atau Water Soluble Concentrate (WSC). Formulasi ini mirip EC, tetapi bila decamp[ur air tidsak membentuk emulsi, melainkan membentuk larutan homogen. Umumnya, sediaan ini digunakan dengan cara disemprotkan.
3.    Aeous Solution (AS) atau Aquaous Concentrate (AC). pekatan ini diarutkan dalam air. Persisida yang diformulasi dalam bentuk AS dan AC umumnya pestisida berbentuk garam yang mempunyai kelarutan tinggi dalam air. Pestisida ini juga dighunakan dengan cara disemprot.
4.    Soluble (SL). Pekatan cair ini jika dicampurkan air akan membentuk larutan. Pestisida ini digunakan dengan cara disemprotkan. SL juga dapat mengacu pada formulasi slurry.
5.    Flowable (F) atau Flowabel ini Water (FW). Formulasi ini berupa konsentrasi cair yangs angat pekat. Bila dicampur air, F atau FW akan membentuk emilsi seperti halnya WP. Pada dasarnya FW adalah WP yang dibasahkan.
6.    Ultra Low Volume (ULV). Sediaan khusus untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah, yakni volume semprot antara 1 hingga 5 liter/hektar. ULV umumnya merupakan sdiaan siap pakai, tanpa harus dicampur dengan air.
Bentuk padat
1.    Wettable Powder (WP). Formulasi WP bersama EC merupakan formulasi klasik yang masih banyak digunakan dingga saat ini. WP adalah formulasi bentuk tepung yang bila dicampur air akan membentuk suspensi yang penggunaannya dengan cara disemprot.
2.    Soluble powder (S atau SP). Formulasi bentuk tepung yang bia dicampur air akan menghasilkan larutan homogen. Pestisida ini juga digunakand enga cara disemprotkan.
3.    Butiran (G). Butiran yang umumnya merupakan sedian siap pakai dengan konsetrasi rendah. Pestisida butiran digunakan dengan cara ditaburkan di lapagan (baik secara manual dengan tangan atau dengan mesin penabur) setelah penaburan dapat diikuti denga pegolahan tanah atai tidak. Disamping formulasi G dikenal juga fomulasi SG, yakni sand granular.
4.    Water Dipersible Granule (WG atau WDG) . WDG atau WG berbentuk butiran, mirip G, tetapi penggunaanya sangat berbeda. Formulasi WDG harus diencerkan denga air dan digunakan dengan cara disemprotkan.
5.    Seed dreesing (SD) atau Seed Treatment (ST). Sediaan berbentuk tepung yang khusus digunakan untuk perawatan benih
6.    Tepug Hembus atau Dust (D). Sediaan siap pakai dengan konsentrasi rendah yang digunakan dengan cara dihembuskan.
7.    Umpan atau bait (B) ready Mix Bait (RB atau RMB). umpan merupakan formulasi siap pakai yang umumya digunakan untuk formulasi rodentisida.
Setelah kita memahami formulasi pestisida tentunya kita akan mudah dalam memilih bentuk formulasi pestisida yang akan kita gunakan. Jika kita akan mengaplikasikan langsung ketanah tentu kita akan memilih formulasi (G), dan jika kita akan menyemprot kita akan memilih formulasi EC, WP, SL dll. Sehingga tidak akan terjadi mengaplikasikan Furadan dengan cara direndam kemudian hasil larutannya disemprotkan ke tanaman.

7 TIPS MEMILIH PESTISIDA YANG TEPAT UNTUK TANAMAN KITA
Saya yakin tidak semua petani mudah dalam memilih pestisida untuk tanamannya. Sama seperti dokter ketika memberikan resep pada pasiennya. Mereka harus mempertimbangkan beberapa hal sebelum membeli pestisida dari kios-kios pertanian. Jadi intinya ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan membeli pestisida:
1.    Apa permasalahan yang terjadi pada tanaman kita. Terserang hamakah?. Atau terserang penyakitkah? Atau ada kendala yang lain
2.    Tentukan penyebab yang spesifik permasalahan tersebut. Misalnya jika tanaman kita terserang jamur, jamur apakah yang menyerang. Jika terserang hama hama apakah penyebabnya.
3.    Jika kita belum bisa mendifinisikan permasalahan tanaman kita, maka sebaiknya kita mencatat ciri-ciri permasalahan tersebut, kalau perlu membawa contoh tanaman yang bermasalah tersebut
4.    Setelah di kios pertanian coba jelaskan permasalahan tersebut pada pemilik kios dan minta saran solusinya
5.    Pasti si kios pertanian akan memberikan beberapa produk yang diperkirakan bisa menyelesaikan masalah
6.    Pelajari baik-baik tulisan yang tercantum pada kemasan pestisida tersebut, cari yang sesuai dengan permasalahan tanaman kita. Insektisidakah? fungisidakah? Untuk jenis tanaman andakah? Bagaimana aplikasinya? kalau perlu bagaimana cara kerjanya.
7.    Jika sudah ketemu, tanyakan pada kios apakah ada produk lain yang memiliki bahan aktif yang sama dengan persen bahan aktif yang sama pula dengan yang ditawarkan tersebut. Jika ada ambil yang harganya lebih murah. Untuk mengetahui tentang formulasi dan persen bahan aktif silakan baca artikel ini.
Terimakasih dan selamat berjumpa lagi pada waktu dan tempat yang akan datang, ok.

1 komentar:

  1. Salam pertanian Pak. Bibit sawit saya sudah berumur 5 bulan. Timbul penyakit gosong daun atau daun mengering. Bagaimana penanganannya Pak?

    BalasHapus